Bagi kalian yang ingin berwisata budaya. Saya perkenalkan sebuah wisata budaya di Desa Sade yaitu rumah adat yang disebut dengan nama “Bale Tani”. Seringkali kita lebih tertarik pada wisata alam, namun di sini wisata budaya juga tak kalah menarik untuk kalian kunjungi. Banyak hal menarik yang bisa kamu kunjungi ketika berada di Lombok salah satunya adalah desa Sade ini. Yuk mengenal lebih dekat keunikan rumah adat di desa Sade!
Desa Sade merupakan dusun di desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah, di dekat Mataram. Desa ini telah menjadi objek pariwisata masyarakat suku Sasak yang berbudaya. Objek wisata Sade mulai disahkan oleh Bj. Habibie pada tahun 1990 sebagai desa wisata yang banyak diminati oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Nah di desa ini masih menyimpan adat istiadat dan kebudayaan suku Sasak. Ciri khas dan keunikan budaya mereka menjadi salah satu daya tarik yang eksotis bagi wisatawan. Di sisi lain mereka juga menjual anekan kain tenun dan assesoris tangan, kepala, batik dan pakaian adat suku Sasak. Menarik bukan? bolehlah sekali-kali rencanakan liburakan kalian berkunjung kesana sambil belajar adat dan tradisi mereka.
Meskipun mereka juga mengenal dunia modernisasi dari wisatawan, namun masyarakat desa Sade lebih memilih untuk mengabaikan dunia modernisasi dan memilih melestarikan mempertahankan adat suku Sasak untuk menjaga keaslian desa. Oleh sebab itu, ciri khas dan keunikan rumah adat “Bale Tani” masih dilestarikan.Rumah adat “Bale Tani” digunakan untuk tempat tinggal sehari-hari dan mengandung nilai filosofis serta keaslian bahan materialnya.
Menariknya orang Sade ketika membangun
rumah harus berpedoman pada primbon tapel adam dan tajul muluk untuk menentukan
hari baik. Hal itu disebabkan karena pertama, orang Sasak waktu yang baik
membangun rumah adalah di bulan Rabiul Awal dan Dzulhijjah serta menghindari
membangun rumah di bulan Muharram dan Ramadan karena dianggap mengundag
malapetaka. Kedua, orang Sasak selektif menentukan tempat pembangunan rumah,
karena jika tempat tidak tempat maka akan berakibat kurang baik seperti di
bekas perapian, bekas pembuangan sampah, bekas sumur, posisi tusuk sate (susur
gubug). Ketiga, orang sasak tidak akan membangun rumah berlawanan arah dan
ukurannya beda dengan rumah yang dulunya ada.
Beberapa
ruangan yang menajadi ciri khas rumah adat “Bale Tani” antara lain yaitu:
-
Bale luar (Sesangkok)
Digunakan untuk
menerima tamu, ibu melahirkan, tempat tidur dan tempat untuk menidurkan jenazah
sebelum dimakamkan.
-
Bale dalem
Terbagi menjadi
dua bagian yaitu untuk kamar anak gadis dan dapur. Ruangan bale dalem
dilengkapi amben, dapur dan sempare (tempat menyimpan makanan dan peralatan
rumah tangga lainnya) terbuat dari bambu ukuran 2X2 meter persegi atau empat
persegi panjang.
-
Lantai Bale Tani
Lantai rumah yang
terbuat dari campuran tanah, getah pohon, dan abu yang kemudian diolesi dengan
kotoran kerbau. Menurut masyarakat Sade, kotoran kerbau berfungsi sebagai
penghilang kelembaban tanah dan juga berfungsi sebagai pengusir nyamuk.
-
Diding Bale Tani
Dinding-dinding
terbuat dari anyaman bambu (bedek). Bahan bangunan seperti kayu dan bambu
didapatkan dari lingkungan sekitar. Untuk menyambung bagian-bagian kayu, mereka
menggunakan paku dari bambu.
-
Atap Bale Tani
Atap rumah
tradisional Sasak didesain sangat rendah dengan pintu berukuran kecil,
bertujuan agar tamu yang datang harus merunduk. Sikap merunduk merupakan sikap
saling hormat menghormati dan saling menghargai antara tamu dengan tuan rumah.
Atap dan bubungannya dibuat dari jerami atau alang-alang dan juga rumbia.
Itulah
beberapa keunikan adat istiadat masyarakat desa Sade yang masih kental, walaupun
mereka sedikit demi sedikit menerima modernisasi namun adat dan tradisi tetap mereka
pertahankan. Oleh karena itu, bagi mereka adat istiadat sangatlah penting karena warisan dari leluhur.

0 Komentar