Makanan merupakan bagian
dari kebudayaan yang erat kaitannya dengan identias, sehingga kisah mengenai
makanan khas di Indonesia mencerminkan kebudayaan dan karakter bangsa. Kuliner
khas dari berbagai daerah memiliki makna tersendiri bagi penikmatnya. Karena
cita rasa yang khas, seringkali makanan tersebut menjadi buruan para pecinta
kuliner. Seperti beberapa kuliner yang ada di Kabupaten Bojonegoro.
Selain menawarkan
keindahan wisata alam, Bojonegoro juga berhasil memikat banyak orang melalui
makanan khasnya. Meski memiliki tampilan yang cukup sederhana, namun cita rasa
yang ditawarkan membuat para penikmat kuliner menjadi ketagihan. Jika anda
berkunjung ke Bojonegoro tidak lengkap jika tidak mencoba kuliner khasnya.
Kira-kira apa saja kuliner khas Bojonegoro yang siap bikin anda ketagihan?.
Berikut beberapa kulier khas Bojonegoro yang telah kami rangkum dari berbagai
sumber.
1.
Sego Buwuhan
Makanan ikonik Bojonegoro
yang dibungkus dengan daun jati dan lauk-pauknya terdiri dari mie kuning, tumis
pepaya muda, momoh tempe, dan sate daging sapi. Bagi masyarakat Bojonegoro,
sego buwuhan mungkin sudah tidak asing lagi di teliga mereka, karena makanan
tersebut seringkali ditemui di acara hajatan. Seperti namanya, kata “buwuhan”
sendiri memiliki makna ‘hajatan’.
Sego buwuhan awalnya
jarang sekali ditemui, karena sejatinya sego buwuhan hanya bisa didapatkan dari
orang yang sedang ‘buwuh’ (kondangan) dari orang yang memiliki hajatan. Namun
kini dijadikan makanan keseharian yang mudah ditemui di warung-warung dan
pedagang kaki lima. Penyajiannya juga menggunakan daun jati, agar mengeluarkan
cita rasa yang khas. Meskipun sederhana, daun jati ini mampu memberikan sesasi
yang nikmat. Selain itu, pada tanggal 14 Juli 2019, sekitar 25.000 bukus nasi
buwuhan di hidangkan dalam acara Thengul International Folklore Festival (TIFF)
dan berhasil mendapatkan rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
2.
Ledre
Industri makanan khas
Bojonegoro sudah banyak dikenal sampai keluar daerah. Salah satunya yaitu
Ledre, makanan khas yang menjadi satu-satunya oleh-oleh legendaris di
Bojonegoro . Camilan ini berbahan baku pisang raja, tepung terigu, gula, dan
tepung beras. Bahan-bahan tersebut diolah menjadi adonan tipis kemudian di
gorenga dan digulung sepanjang 20 cm. Camilan ini dijual per pak seharga Rp.
4.000 berisi 10 semprong, atau dalam kemasan kaleng kecil berisi 5 pak dengan
harga Rp. 15.000.
Sementara itu, camilan
ini pada tahun 2008 lalu pernah mendapat rekor dari Museum Rekor Indonesia
(MURI) yang diberikan kepada bapak Pamudji yang membuat Ledre raksasa. Ledre
raksasa tersebut membutuhkan baham 280 tandan pisang, 3 kuintal tepung beras,
400 buah kelapa, dan 1,8 kuintal gula pasir. Setelah jadi, Ledre raksasa
tersebut dikirim ke Surabaya untuk mengikuti pameran Gramedia Exxpo. Menurut
catatan pigam rekor MURI, ledre raksasa tersebut berukuran 300 sentimeter dan
diameter 65 sentimeter.
3.
Kerupuk Bang Jo
Sesuai dengan namanya,
kerupuk “Bang Jo” ini berwana merah dan hijau, selain warna itu ada juga warna
lain seperti kuning dan putih. Rasa gurih dan renyah menjadikan kerupuk ini
digemari sepanjang masa oleh semua kalang masyarakat. Pabrik kerupuk Bang Jo
ini terletak dijalan J.A Suprato yang lokasinya dekat dengan klenteng Hok Swie
Bio. Karena itulah, masyarakat Bojonegoro seringkali menyebut nama lain dari
kerupuk Bang Jo ini dengan sebutan “Kerupuk Klenteng”.
Usaha kerupuk ini telah
turun temurun dimulai sejak 67 tahun yang lalu. Rasa khas dari kerupuk ini
sudah tentu tak tergantikan oleh zaman. Karena cara menggorengnya yang masing
tradisional yaitu menggukan sekam sebagai media bahan bakar. Hal ini membuat
cita rasa khas kerupuk Bang Jo ini konsisten hingga saat ini. Kerupuk Bang Jo
ini dijual seharga Rp. 20.000 per kilogram dan dijual juga dalam bentuk
mentahan atau belum digoreng dengan harga Rp. 10.000 per kilogram. Jika anda
berkunjung ke Bojonegoro, sempatkan membeli kerupuk ini untuk dijadikan
oleh-oleh.
4.
Nasi Gulung
Kuliner yang mampu
mengoyangkan lidah ini bisa ditemukan di sejumlah warung sekitaran lokasi
tambang minyak Teksas Wonocolo. Konon Nasi Gulung ini menjadi bekal para
penambang minyak tradisional karena mampu bertahan selama 3 hari. Berbeda dengan
nasi gulung pada umumnya, nasi gulung khas khas Bojonegoro ini, ternyata hanya
nasi yang sudah jadi, kemudian dibungkus sedemikian rupa menggunakan daun
pisang dan digulung, kemudian kembali dikukus sehingga memiliki aroma daun
pisang yang khas. Sementara itu, lauknya dibungkus terpisah, seperti sambal
teri, rica-rica ayam atau entok, dan oseng-oseng daun pepaya dengan campuran
teri.
Saat anda berkunjung ke
Geopark Teksas Wonocolo, kuliner satu ini mudah anda temukan di warung-warung yang
terletak di sekitar tambang minyak tradisional Desa Wonocolo, Kecamatan
Kedewan, Kabupaten Bojonegoro. Nasi gulung tersebut dijual per bungkus nasi
gulung dengan lauknnya seharga Rp. 8.000 hingga Rp. 10.000, tergantung jenis
lauk yang dipilih pembeli.
Karena dikemas secara
praktis dan mudah dibawa kemana-mana, nasi gulung ini menjadi makanan pilihan
untuk bekal para pekerja tambang minyak. Konon makanan ini sudah ada sejak
zaman dulu dan menjadi makanan andalan bagi para penambang.
5.
Kopi Biji Salak (KOPLAK)
Biji salak bisa disulap
menjadi bubuk kopi yang sangat nikmat dengan rasa yang cukup unik. Buah salak
yang memiliki kulit sedikit berduri dan juga terdapat biji yang cukup besar di
dalamnya bisa dimanfaatkan sebagai minuman penghilang penat. Tidak hanya rasanya
yang khas, namun minuman ini juga sangat berkhasiat untuk tubuh.
Kopi biji salah ini
menjadi salah satu ikon di Agrowisata Salak Wedi Bojonegoro. Kopi biji salak
ini terbuat dari biji salak yang diolah serupa dengan biji kopi. Cara
mengolahnya yaitu pertama-tama biji salak dicuci bersih, lalu direbus selama
kurang lebih 30 menit. Setelah itu, biji salak dirajang menjadi kecil-kecil
menjadi 6-8 bagian. Potongan tersebut kemudian dijemur hingga mengering, lalu
disangrai hingga gosong, kemudian di haluskan menggunakan mesin selep kopi.
Kopi biji salak Wedi ini
memiliki aroma yang khas dan memiliki rasa manis sendiri. Sehingga tidak perlu
menggunakan banyak gula sebagai campuran. Kopi ini tentu bagus untuk kesehatan,
karena bisa menurunkan tensi darah dan penderita diabetes.
Nah, jadi gimana? Apakah
anda tertarik mencicipi kuliner khas Bojonegoro? Jika tertarik anda bisa
langsung berkunjung ke Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Jadi, tunggu apalagi?




0 Komentar